Sabtu, 22 Juni 2019

Apa itu CCTV ?

CCTV (Close Circuit Television)

Marco Tehnik Solusindo yang berbasis di BekasiIndonesia adalah perusahaan penyedia CCTV yang memberikan solusi dan layanan yang dirancang khusus berdasarkan spesifikasi teknis dan kebutuhan untuk menunjang manajemen kontrol dan produktifitas perusahaan, pengawasan dan keamanan di area industri dan pabrik (factory & production plant), pemantauan area pergudangan (storage & warehouse), gedung perkantoran (office building), gedung perparkiran (parking building / multi-storey car park), area konstruksi (construction site), terminals & container yards, fasilitas perbankan (banking facilities), cash processing centre atau CPC, konsulat asing dan kedutaan besar (foreign embassy & consulate), sekolah dan lembaga pendidikan (school, college, university), dan berbagai jenis kebutuhan lainnya.

CCTV adalah singkatan dari "Close Circuit Television" atau "Televisi Sirkuit Tertutup", sebagai istilah yang digunakan untuk membedakannya dengan televisi biasa yang menggunakan transmisi broadcast atau penyiaran ke publik yang bersifat "terbuka" (open). Namun istilah CCTV telah menjadi generic-term atau istilah umum untuk semua jenis Video Surveillance System atau sistem pemantauan melalui video, baik dengan teknologi CCTV analog maupun IP network/ IP Camera.

Secara garis besar terdapat dua teknologi yang biasa digunakan dalam sistem CCTV. Pertama adalah teknologi "Analog Video Surveillance" (Analog CCTV) yang menggunakan Analog CCTV Camera, dan kedua adalah teknologi "Network Video Surveillance" (IP CCTV) yang menggunakan IP Camera. Perbedaan Analog CCTV dengan IP CCTV atau IP camera adalah pada signal yang ditransmisikan dari kamera. Sistem CCTV Analog menggunakan transmisi sinyal analog via kabel coaxial, sedangkan sistem IP CCTV dengan IP camera menggunakan transmisi sinyal digital melalui jaringan TCP/IP (Transmission Control Protocol / Internet Protocol) baik dengan kabel (wired) maupun nirkabel (wireless).

Teknologi CCTV "Analog" bukan berarti tidak memiliki teknologi dan komponen digital sama sekali. Baik Analog CCTV maupun IP CCTV sama-sama menggunakan perpaduan hardware dan software dengan komponen perangkat elektronik dan digital. Sistem CCTV Analog sudah cukup lama menggunakan alat perekam DVR (Digital Video Recorder), dimana video atau gambar bergerak yang diterima dari transmisi sinyal analog dikonversikan menjadi format video digital dan disimpan ke dalam media penyimpanan cakram keras atau Hard Disk Drive (HDD) dengan format kompresi video digital seperti H.265+ dan MPEG.

IP CCTV dan Analog CCTV sama-sama memiliki fitur Remote Monitoring (Live CCTV Online) dimana pemantauan langsung dari jarak jauh dapat dilakukan secara real-time dengan menggunakan komputer, laptop, handphone, tablet, atau mobile device lainnya yang terhubung dengan Internet. Kamera CCTV Analog terhubung atau terkoneksi ke jaringan internet melalui DVR (Digital Video Recorder). Sedangkan untuk Kamera IP, dapat terhubung langsung ke jaringan via network switch / hub ataupun melalui NVR (Network Video Recorder).

Pengembangan teknologi Analog CCTV terbaru yaitu High Definition (HD) CCTV dengan salah satu standar terbarunya yaitu HD-TVI (High Definition Transport Video Interface) yang mampu menampilkan resolusi Full HD 1080p (1920×1080 pixels) akan memberikan kualitas gambar yang lebih baik pada saat pembesaran atau "zoom". Hal ini sangat penting dalam proses identifikasi dan verifikasi wajah atau identitas, maupun identifikasi objek lainnya seperti plat nomor kendaraan, label barang atau container, verifikasi keluar-masuknya barang, dan sebagainya. Sebelum adanya High Definition (HD) CCTV, sistem Analog CCTV "Standard Definition" (SD) memiliki batasan resolusi D1 (PAL: 720×576 pixels) dan 960H (PAL: 960×576 pixels).

Saat ini jika dilihat dari harga per kamera serta biaya sistem secara keseluruhan, sistem Analog CCTV dan HD CCTV (HD-TVI) masih relatif lebih ekonomis jika dibandingkan dengan sistem IP CCTV dengan network IP camera. Teknologi HD-CCTV (HDTVI) juga memiliki jangkauan transmisi sinyal via kabel yang lebih jauh hingga 500 meter dengan menggunakan kabel coaxial RG59 / RG6, melebihi jangkauan teknologi analog via coaxial sebelumnya yang hanya dapat mencapai jarak 200~300 meter. Dari sisi biaya instalasi (jika harus membangun infrastruktur dari awal), HD-TVI memiliki kelebihan dibandingkan dengan Network Video Surveillance dengan Kamera IP yang membutuhkan investasi infrastruktur TCP/IP network, yang jika menggunakan kabel UTP / STP (Unshielded / Shielded Twisted Pair) seperti kabel Cat5e (Category 5e), akan memiliki batasan jangkauan hingga 100 meter sehingga perlu disambung kembali dengan network switch/hub, extender, jaringan fiber-optic atau jaringan nirkabel (wireless) untuk mencapai jangkauan jarak yang lebih jauh.

Penggunaan untuk tugas-tugas yang membutuhkan pemantauan real-time secara langsung juga menjadi salah satu kelebihan sistem CCTV Analog, karena hampir tidak adanya "latency" atau "jeda waktu" (delay) pada tampilannya. Berbeda dengan IP CCTV dengan kamera IP yang harus melalui proses kompresi digital di kamera dan encoding-decoding pada saat transmisi sinyal digital melalui jaringan network TCP/IP, sehingga memiliki latency dengan interval waktu pada umumnya sekitar 1-2 detik (atau lebih - jika terjadi kepadatan bandwidth dalam jaringan, atau hal teknis lainnya) antara saat objek tertangkap di kamera dan saat objek terlihat di layar monitor.

Pada umumnya Analog CCTV dan HD CCTV (HDTVI) sudah dapat memenuhi hampir semua jenis kebutuhan pemantauan dengan perhitungan rasio performa dan cost yang sangat signifikan. Namun jika Anda mempunyai kebutuhan khusus seperti penggunaan Video Analytics dengan kamera 4K Ultra High Definition (UHD), Thermal Camera, atau Panoramic Camera yang dapat melihat beberapa area pemantauan pada saat bersamaan, maka kebutuhan khusus tersebut saat ini akan dapat dipenuhi secara lebih efektif dengan teknologi kamera IP dan sistem IP Network CCTV atau Network Video Surveillance System. Dan apabila perusahaan Anda telah memiliki infrastruktur jaringan network TCP/IP dengan gigabit LAN, fiber-optic network, dengan dedicated server hingga data center maka penggunaan IP CCTV (Network Video Surveillance) dengan IP camera mempunyai kelebihan pada tingkat scalability dan fleksibilitas integrasi dengan infrastuktur jaringan IP kabel (wired) dan nirkabel (wireless) yang ada.

Selain itu IP network camera juga memiliki pilihan jenis kamera yang lebih beragam dengan berbagai pilihan resolusi Megapixel (MP) yaitu mulai dari HD 720p (1MP), Full HD 1080p (2MP), 3MP, 5MP, 8MP, 20MP, hingga 40MP. Kamera IP juga dapat diintegrasikan dengan software Intelligent Video Analytic dan Video Management System (VMS) dengan pengembangan aplikasi berbasis visual serta penggunaan fungsi object tracking, motion detection, missing object detection, face counting, intrusion alert, crowd detection, face recognition, dan sebagainya.

Namun dengan harga yang lebih terjangkau, teknologi CCTV analog terbaru yaitu HD-TVI (High Definition Transport Video Interface) dapat memberikan hasil pantauan dan rekaman yang setara dengan 2 Megapixel (2MP) IP camera dengan resolusi Full HD 1080p. Selain HDTVI, terdapat beberapa standar teknologi High Definition CCTV lainnya seperti HD-CVI (High Definition Composite Video Interface), AHD (Analog High Definition), HD-MDI (High Definition Medium Dependent Interface), HD-SDI (High Definition Serial Digital Interface) dan ccHDtv (close circuit HDTV). Dari berbagai standar tersebut, saat ini HD-TVI telah menjadi pilihan teknologi standar High Definition CCTV yang digunakan oleh beberapa brand CCTV terkemuka di dunia seperti Hikvision, Avtech, IDIS, Interlogix TruVision (previously GE Security), Nuvico, dan lainnya. Diperkirakan dalam waktu yang tidak terlalu lama, hampir semua CCTV analog "biasa" dengan resolusi D1 & 960H, sudah tergantikan oleh High Definition (HD) CCTV dengan HD 720p dan Full HD 1080p sebagai "resolusi standar" baru untuk sistem Analog CCTV.

Semua alat perekam DVR (Digital Video Recorder) dari CCTV Marco Tehnik Solusindo menggunakan media perekaman khusus yaitu Surveillance Hard Disk Drive (HDD) yang dirancang khusus untuk kebutuhan CCTV atau Video Surveillance dengan pengoperasian streaming dan perekaman video non-stop 24 jam. Dibandingkan dengan hard disk biasa, Hard Disk Surveillance memiliki ketahanan (durability) yang lebih tinggi, dengan temperatur/suhu operasional yang relatif rendah, sehingga meminimalkan resiko read-write error pada saat perekaman (recording) dan pemutaran hasil rekaman (playback).

Silahkan menghubungi Sales Representatif kami di 0821 2883 6006 atau melalui email :solusindomarco@gmail.com untuk mengetahui lebih lanjut mengenai CCTV, HD CCTV, dan Video Surveillance Systems.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar